Motif Batik Asmat Asal Papua dan Sejarahnya

Zonabatik Begitu dilihat, motif Batik Asmat ini tentunya akan langsung mengingatkan pada suku Asmat, motifnya menjadi paling terkenal di Papua. Dikarenakan motif batik itu sangat ikonik dengan kekhasan suku tersebut dan memiliki warna natural coklat dengan campuran warna tanah.

Motif Batik Asmat Papua
Motif Batik Asmat Asal Papua 

Suku Asmat yang teradaptasi dalam batik itu merupakan suku asli penghuni dari Bumi Cendrawasih yang masih ada hingga kini. Umumnya  batik ini didominasi dengan corak patung-patung duduk kayu dan alat alat yang digunakan sehari-hari.

Bentuk motif  batik Asmat sangat bervariasi, namun semuanya terinspirasi dari corak ukiran khas suku itu. Warna motifnya juga kekinian identik dengan warna alam sehingga sangat cocok jika dipadu padankan dengan pakaian lain, sehingga menjadi favorit.

Pusat pembuatannya biasanya terletak pada sentra-sentra batik, yaitu berada di Kota Jayapura, dan merupakan yang paling populer di papua. Secara umum, pengerjaan corak Asmat dengan batik Jawa tidak jauh berbeda menggunakan metode tulis maupun cap.

Batik tulis motif Asmat dibanderol dengan harga lebih mahal sebab dikerjakan secara manual oleh pengrajin. Sementara pengerjaan dengan cap dijual dengan harga lebih terjangkau karena pembuatannya cenderung lebih mudah menggunakan bantuan cetakan.

Sejarah Motif Batik Asmat

Di ujung timur kepulauan Indonesia Papua, ternyata juga memiliki motif batik asmat yang eksotis, unik, dan cantik. Papua  pada saat ini bukan hanya dikenal dengan koteka, noken (tas tradisional khas masyarakat papua),  dan patung kayu saja.

Selain itu dikenal juga dengan batiknya atau yang dikenal dengan batik Papua khususnya motif batik Asmat. Menurut sejarahnya, batik Papua ini bermula ketika Pemerintah Indonesia menerima  bantuan yang asalnya dari The United Nations Development Programme (UNDP).

Pada tahun 1985, yang mana bantuan itu tujuannya sebagai pemberdayaan kebudayaan yang terdapat di wilayah Indonesia bagian Timur. Pemerintah setempat selanjutnya mendatangkan secara langsung pelatih batik dari tanah Jawa, khususnya dari Yogyakarta, untuk melatih masyarakat papua.

Penamaan Batik Asmat Dari Nama Suku Asli

Produk seni budaya yang  ini penamaannya diambil dari salah satu suku asli yang bermukim di Papua, yaitu suku Asmat. Suku ini terbagi dari dua kelompok yang tinggal di daerah berbeda, yaitu sebagian kelompok bermukim di wilayah pesisir pantai.

Dan separuhnya lagi pada bagian pedalaman, salah satu keterampilannya  yang paling terkenal ialah pandai membuat karya ukiran unik dari kayu. Yang menarik dari Suku tersebut juga sering berpenampilan khas dengan tubuh diwarnai dan menggunakan aksesoris-aksesoris unik.

Warna putih atau merah, digunakan pada tangan, wajah, atau area tubuh yang lain, tetapi kebiasaan ini tidak dilaksanakan  setiap waktu. Melainkan  hanya ketika momen-momen tertentu saja, seperti  saat upacara adat atau ritual yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat setempat.

Batik Asmat Menggunakan Warna-Warna Tanah

Hal yang membuat kekuatan karakter batik dari Papua yaitu warna-warnanya yang cenderung cerah seperti hijau, biru, merah, hijau, kuning. Tetapi motif batik Asmat cukup berbeda sebab memakai  warna tanah, pilihan warnanya jatuh pada coklat tanah atau terakota (mirip merah bata).

Warna natural tersebut yang digunakan biasanya dari pewarna alami, didapat  dari olahan kulit kayu, batang kayu, buah, daun dan sebagainya. Dapat dibilang mempunyai warna yang lebih natural dibanding jenis motif Papua lain dengan warna cerah, yang memanfaatkan bahan pewarna sintetis.

Makna di Balik Motif Batik Asmat

Dibalik suatu karya seni pastinya memiliki makna yang terkandung, Begitu juga dengan batik Asmat yang khas dan unik. Warna-warna yang ada pada batik tersebut melambangkan dari tanah Papua, sementara motifnya simbol tradisi seni ukir dari masyarakat setempat.

Tradisi itu begitu kental dan sangat kuat melekat bagi masyarakat suku tersebut, sedangkan guratan ukiran kayu mempunyai makna tersendiri. sebagai media untuk mengekspresikan sebuah penghormatan kepada roh para leluhur dan mengisahkan cerita mistis hingga heroik kepada generasi penerusnya.

Tidak bisa dapat dipungkiri, motif batik Asmat adalah simbol nyata kekayaan seni dan budaya di tanah Papua. Keindahannya serta keunikan batik tersebut berhasil menarik perhatian bukan hanya para pecinta seni, namun para penikmat keindahan serta keberagaman budaya.

Nilai seni  yang sangat tinggi membuat batik ukiran Asmat menjadi item yang sangat berharga. Tetapi jangan khawatir, meskipun memiliki harga yang lumayan tinggi, ada pilihan batiknya yang dapat dibeli dengan harga yang lebih terjangkau.

Patung Asmat adalah karya seni yang Memikat

Papua, sebuah tanah yang kaya dengan tradisi dan budaya, terdapat sebuah Suku di tengah hutan belantara dan pegunungan yang menjulang. Mempunyai  kekayaan seni yang menakjubkan, pada suku Asmat, dan salah satu karya seni unggulannya yaitu patung Asmat.

Patung asmat selain menjadi kebanggaan dari suku itu juga sangat menawan hati siapapun yang melihatnya. Karya seni patung Asmat merupakan representasi seni asli wilayah di Papua yang sangat populer di dunia seni, terbuat dari kayu.

Usia patung tersebut mencapai ratusan bahkan ribuan tahun, yang menjadi  karya seniman Asmat yang mempunyai keterampilan yang luar biasa. Keunikan patung Asmat berada pada bentuknya yang abstrak, pendekatan yang sangat lain dari seni patung pada umumnya.

Yang ditampilkan dari patung-patung ini adalah gambaran religius serta mitologi dari suku  milik papua tersebut. Tercermin lewat motif-motif yang dilukiskan pada ukiran tersebut, seperti hewan hutan, tokoh-tokoh bertopeng, dan simbol kematian dan kehidupan.

Setiap patung mempunyai cerita serta makna tersendiri yang menciptakan kedalaman dan kompleksitas seni yang begitu mengagumkan. Dan patung Asmat juga merupakan produk seni yang sangat terkenal dan diincar  para kolektor seni yang ada di seluruh dunia.

Uniknya Proses Memahat Ukiran Asmat

Banyak sekali yang takjub dengan keterampilan memahat  masyarakat suku Asmat, UNESCO pun sudah menetapkan  ukiran Asmat sebagai warisan budaya dunia. Memakai peralatan yang seadanya dan juga tanpa desain para pemahat menghasilkan ukiran indah yang terhubung  sempurna.

Menurut  kepercayaannya memahat memiliki campur tangan roh (leluhur),  diawali dengan gambaran di kepala proses memahat  tercipta dari bisikan roh leluhur. Wow iwir (sebutan pemahat dalam bahasa  Asmat) setelah tahu ingin membuat pahatan seperti apa pergi ke hutan untuk mencari kayu.

Pada saat telah menemukan kayu yang dikehendaki  bukan berarti para pemahat bisa langsung menebang pohon tersebut. Akan dilakukan ritual terlebih dulu untuk meminta izin kepada nenek moyang agar pohon tersebut dapat bermanfaat  sesuai keinginan.

Saat hendak menebang pohon juga  harus meminta izin kepada matahari sebab sangat dihormati oleh suku Asmat sebagai pemberi kehidupan. Kayu tersebut tidak langsung diambil dan dibawa pulang setelah ditebang, melainkan didiamkan dulu satu malam.

Dan sambil diberi sesajen  yang berupa  rokok dan sagu bakar, selama proses mengukir, istri dan anak perempuan  tidak dibolehkan mendekat. Yang menariknya lagi, tetapi anak laki-laki kapan saja bisa dan diperbolehkan melihat  proses pembuatan ukiran yang terdapat dalam batik.

Demikian penjelasan tentang Motif batik Asmat yang menjadi salah satu kebanggaan Indonesia, memberikan pengaruh inspirasi dan budaya  bagi generasi mendatang. Keanekaragaman batik Indonesia semakin lengkap dengan hadirnya motif tersebut, Jangan lupa selalu membaca ulasan tentang batik lainnya di website ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post