Zonabatik.com - Tuban menjadi daerah yang paling legendaris ketika berbicara tentang kain tradisional, batik Tuban, tercipta oleh tiga kebudayaan berbeda. Motif batiknya merupakan akulturasi dari budaya Jawa, Islam dan Tiongkok China, yang sampai saat ini masih eksis dan terus berkembang.
Desain kain Tuban tidak sepopuler motif lain, batik ini dibuat dengan cara ditenun, polanya berbentuk garis hitam putih, atau kotak-kotak. Motifnya berupa gambar tanaman yang simetris, pemilihan motif tersebut dilakukan sebab batik ini mempunyai tekstur yang agak kasar.
Batik Tuban tak bisa lepas dari indigo dan kapas yang dipakai
sebagai bahan baku kain tenun dan bahan pewarna. Namun dari kedua jenis
tumbuhan itu adalah saksi penderitaan rakyat pada zaman tanam paksa yang berlangsung
pada tahun 1830-1870.
Sejarah Batik Tuban
Pembuatan motif Tuban berada di Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, yang membedakanya dengan daerah lain yaitu bahan yang digunakan. Batik tersebut dibuat dengan kain tenun, dan membuatnya menjadi ciri dari batik Tuban yang sangat jarang ditemui di tempat lain.
Desain ini tidak lepas dari legenda daerah tersebut, pertama kali batik dibawa langsung dari Tiongkok waktu pemerintahan Majapahit Laksamana Cheng Ho. Nuansa Cina yang terdapat dalam batik begitu cocok, tampak dari gambar burung hong yang menjadi karakteristik dari motif tersebut.
Setelah masuk Tuban, batik ini diangkat Ki Jontro, pengikut Ronggolawe, saat pemimpinnya memberontak melawan Majapahit, dan bersembunyi di hutan. Di dalam tempat persembunyian tersebut Chontro, yang lalu diberi nama alat tenun tradisional, menjahit pakaian untuk para tentaranya.
Mulanya kain tenun mempunyai garis-garis sesuai dengan arah
benang, tetapi sesudah pengaruh batik Lokcan Laksamana Cheng Ho, kemudian
sesuai desain. Batik khas tuban dari Jawa Timur tersebut merupakan bentuk tenun
yang dikerjakan manusia memakai apa pun
yang disajikan lingkungan alam.
Jenis-Jenis Motif Batik di Tuban
Batik Tuban memiliki pola yang khas bila dibandingkan dengan
batik-batik dari daerah lain di Indonesia, umumnya menggunakan motif geometris.
Dibawah ini merupakan beberapa jenis motif kain khas tuban yang perlu
diketahui, simak ulasannya sebagai berikut.
1. Batik Gedog
Batik Gedog adalah salah satu jenis batik pesisir, sebab lokasinya letaknya berada di Kabupaten Tuban Kecamatan Kerek. Penamaan Gedog karena dalam proses pengerjaan batik tersebut sering terdengar bunyi “dog dog dog” yang keluar dari alat pemintalnya.
Material kain yang dipakai untuk membatik ini langsung dipintal dari kapas kemudian gulungan tersebut dibuat menjadi benang dan ditenun. Pada awalnya batik tersebut merupakan kegiatan ibu desa yang menanti suaminya pulang dari bercocok tanam,sambil mengisi waktu.
Produk ini juga menjadi komoditas ekonomi yang menjanjikan, alhasil
coraknya berkembang dan beragam, dan membuat unsur Cina masuk di dalamnya.
Berkembangnya Tuban menjadi pusat perdagangan Nusantara di era Majapahit menjadikan batiknya mengalami metamorfosis
pada motifnya, sebab timbulnya sentuhan budaya lain.
2. Batik Palangan
Pengembangan batik ini dilakukan oleh masyarakat lokal Palang di Kabupaten Tuban, lain dengan batik Gedog dan Karang. Motif Palangan tidak terlalu dikenal oleh masyarakat luas hal ini dikarenakan jumlah pembatiknya yang begitu sedikit, melalui proses dua bulan.
Mempunyai hasil yang sangat teliti dan halus maka tidak heran apabila menjadi incaran para kolektor hingga menyentuh harga jutaan rupiah. Proses pengerjaannya yang membutuhkan waktu relatif lama menciptakan keunggulannya sendiri, dan bisa dibilang menjadi barang antik.
Ini disebabkan karena kelangkaannya, yang sulit ditemukan
meskipun mencari di desa asal pembatik tersebut, jenisnya telah jarang dijumpai
keberadaannya. Asal-usul dari batik tersebut tidak begitu diketahui dengan
jelas sebab tidak ada referensi yang menjadi pendukungnya.
3. Batik Karang
Pola ini menjadi salah satu model batik yang banyak digemari oleh masyarakat kota itu. Batik Karang berasal dari Desa Karang. Ciri khas batiknya mempunyai motif natural dengan warna ngejreng atau cerah, dan punya kemiripan dengan corak Gedog.
Tapi yang menjadi perbedaannya adalah terdapat unsur ikan yang tidak pernah bisa lepas di dalamnya. Gambar hewan tersebut di dalam motifnya mencerminkan kehadiran desa itu yang dekat dengan pesisir pantai dan pusat kota yang ada di Tuban.
Dikategorikan juga sebagai batik pesisir sebab mempunyai
karakteristik warna-warni cerah, serta tidak tunduk pada desain Jawa Tengahan.
Memang secara histori belum terekspos meluas, namun dengan adanya kerja keras
keterampilan ini menjadi karya seni yang sangat dicari orang.
Pewarnaan Batik Tuban
Pemakaian warna pada batik tuban sendiri umumnya menggunakan warna yang alami dari pohon mengkudu, nila, dan akar pohon mangga. Adapun ragam warnanya yang terdapat dalam motif tersebut memiliki empat ciri yaitu sebagai berikut:
- Batik putihan, merupakan warna batik yang mempunyai warna dasar putih dan bercorak biru hitam atau tua.
- Batik bangrod, memiliki ciri khas dengan warna merahnya.
- Batik pipitan, menggabungkan warna biru tua dan merah.
- Batik irengan, memakai warna dasar hitam atau biru tua yang disertai dengan pola berwarna putih.
Makna Batik Tuban
Proses pengerjaan batik umumnya dilakukan oleh para warga pada waktu sedang menanti masa bercocok tanam. Pola titik-titik dalam batik gedog menyimbolkan kosmologi pada Jawa-Hindu yaitu kiblat papat lima pancer, artinya sebuah keserakahan manusia terhadap bumi.
Adapun corak Yang bentuknya seperti tanaman adalah lambang kebutuhan pangan masyarakat, dan motif burung simbol kehidupan di alam atas. Hewan burung yang terdapat dalam motif batik di Tuban adalah lok chan, maknanya yaitu kebaikan, keanggunan, kelembutan, dan keabadian.
Ketika masa Hindu, batik tersebut fungsinya sebagai tanda
strata sosial dari pemakainya, masuknya Islam memberikan sentuhan lain pada
batik tuban. Perbedaannya pada umur penggunanya, orang tua umumnya menggunakan
motif geometris dan gelap, sementara pemuda warna cerah dan tidak geometris.
Proses Produksi Batik Tuban
Proses produksinya sendiri adalah cara panjang yang harus dituruti oleh para pengrajin dengan penuh kesabaran. Sebenarnya prosesnya dimulai ketika benih kapas ditanam, setelah dibersihkan, dibungkus kemudian diperkuat kapas dengan kanji, diperlukan satu bulan untuk menganyamnya.
Dengan lebar sekitar satu meter dan panjang tiga meter, perlu waktu berkisar dua bulan untuk menenun akhirnya merampungkan batik tersebut. Tidak hanya selain fakta bahwa menenun kain memerlukan banyak waktu, ini adalah metode yang perlu banyak kesabaran dan ketelitian.
Siapa sangka Batik Tuban yang cantik ini akan menjadi artefak yang hampir punah, dikarenakan satu diantara alasannya semakin berkurangnya pemintal. Sebab sebagian besar generasi muda lebih memilih merantau dan bekerja di kota daripada membuat batik dan meneruskan warisan budaya ini.
Inilah sedikit penjelasan artikel tentang batik Tuban yang
memuat tentang sejarah, motif, dan maknanya serta pewarnaan dan proses
produksinya. Yuk, mari pahami lagi mengenai batik Tuban ini dan bersama
melestarikan budaya bangsa supaya terhindar dari kepunahan.